Mengarah Ke Titik Akhir, Kebijakan Normalisasi Moneter The Fed

Mengarah Ke Titik Akhir,  Kebijakan Normalisasi Moneter The Fed
Pojok Nasional. Arah kebijakan normalisasi moneter Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve dipastikan makin dekat menuju ke titik akhirnya.

John Carroll Williams, President and Chief Executive Officer of the Federal Reserve Bank of New York, menjelaskan bahwa hal itu tergambar dari pernyataan-pernyataan yang terlontar dari pejabat tinggi The Fed di Federal Open Market Comitee atau FOMC yang cenderung sudah menyisihkan istilah kebijakan akomodatif dalam mendeskripsikan arah kebijakannya.

“Perubahan dalam komunikasi kita tentang pandangan kebijakan adalah tanda bahwa kita mendekati akhir dari proses normalisasi kebijakan moneter dan semakin mendekati untuk melakukan kebijakan moneter normal,” katanya di Nusa Dua, Bali, Rabu 10 Oktober 2018.

“Namun, perubahan keadaan membutuhkan beberapa perubahan dalam cara FOMC mengkomunikasikan pandangan kebijakannya. Sekarang suku bunga jauh dari nol dan ekonomi humming along, hal ini menyebabkan guidance kebijakan yang kuat terhadap arah kebijakan ke depan menjadi tidak menarik,” katanya.

Meski begitu, dengan makin mengarahnya kebijakan The Fed menuju titik yang sudah sampai batas normalnya, maka kebijakan-kebijakan moneter cenderung akan makin sulit diprediksi, apakah kebijakan The Fed akan naik atau cenderung kembali menurun. “Arah kebijakan The Fed di masa depan tidak akan lagi sejelas sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya,” ujar Williams.

Williams juga menjelaskan, ketika suku bunga acuan sangat rendah, maka akan menjadi jelas bahwa arah untuk tingkat suku bunga akan naik ke atas, atau menuju ke arah tingkat yang lebih normal, dengan forward guidance yang cenderung memperkuat titik itu.

Tetapi, saat mencapai titik tertentu di masa depan, dia menilai, arah kebijakan suku bunga cenderung menjadi tidak akan lagi jelas, apakah suku bunga perlu naik atau turun dan forward guidance-nya juga menjadi cenderung tidak cocok dengan arah kebijakannya.

“Namun kami akan terus berusaha agar transparansi terkait perkiraan atau pemikiran-pemikiran kami mengenai perekonomian dan kebijakan moneter terus dijaga,” kata Williams.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Impor Di Jawa Timur Menurun 22,16%

Sedih, Hutang Lindung Indoensia DiPergunakan Oleh PT FreePort Indonesia Tanpa Ijin

Berusaha Mengurangi Angka Pengangguran Di Indonesia, Indonesia Dan Jerman Menjalin Kemetriaan